Setiap hari ada banyak alasan pada diri kita untuk menolak menikmati hidup. Ada yang beralasan sedang repot dengan pekerjaannya, ada yang beralasan sedang mendekati due date pekerjaan dari atasan, dan sejuta alasan lainnya yang membuat hidup kita seolah-olah tidak gembira.
Saya pun pernah mengalami hal yang serupa, benar-benar tidak dapat menikmati hidup dan selalu berasumsi bahwa hidup itu adalah bagaikan mesin waktu. Namun saat ini semua itu telah berubah, setelah saya mendapatkan masukkan dari sahabat saya yang tercinta tentang bagaimana menikmati hidup dengan baik.
Dikisahkan disuatu waktu pada sebuah kerajaan, tinggallah seorang ibu tua yang seumur hidupnya tidak pernah kelihatan gembira. Sang ibu mempunyai 2 orang anak, dimana yang tertua pada saat itu menjadi pedagang payung yang berhasil, dan yang muda telah menjadi pedagang sepatu yang ternama di kota kerajaan tersebut. Namun tetap saja keberhasilan putra-putranya tidak bisa membuat sang ibu menjadi gembira hidupnya.
Sang raja yang menyaksikan hal tersebut, kemudian memerintahkan kepada perdana menteri agar bisa membuat si ibu tua tadi menjadi gembira. Maka berangkatlah perdana menteri ke rumah si ibu dan terjadilah dialog yang cukup lama dengannya. Tidak berapa lama setelah perdana menteri meninggalkan rumah, raut muka si ibu tua makin lama makin gembira, sehingga membuat tetangga dan raja menjadi heran dibuatnya.
Bertanyalah sang raja kepada perdana menteri tentang apa yang bisa menyebabkan perubahan itu. Dan jawab perdana menteri," Saya hanya mengatakan pada si ibu tadi wahai raja, agar dia memikirkan betapa bahagianya si anak yang saat ini menjadi pedagang payung pada saat musim hujan tiba. Dan betapa bahagianya si anak yang pada saat ini menjadi pedagang sepatu, pada saat musim kemarau menjelang. Dan bukan memikirkan yang sebaliknya."
Sesungguhnya kenikmatan hidup adalah menjadi hak kita, namun sering kali kita memilih untuk mengingkarinya, dengan sejuta alasan yang sengaja kita ciptakan. Sesungguhnya kenikmatan hidup, kesuksesan, kebahagiaan adalah terletak pada bagaimana kita memikirkannya di dalam diri kita, dan bagaimana kita mau mengakuinya.
Banyak orang bilang bahwa hari senin adalah hari yang paling menyebalkan, karena setelah sempat beristirahat satu hari di hari minggu, dimana pada hari tersebut penuh dengan kesenangan dan kemanjaan, maka kembali di hari senin harus berhadapan dengan berjibun pekerjaan yang siap membuat dahi berkerut-kerut. Namun tahukah anda, bahwa sesungguhnya hari senin adalah hari yang paling indah di dunia.
Coba kita ingat kembali, pada hari senin kita mesti bekerja untuk menyelesaikan semua pekerjaan yang tertunda di hari sebelumnya, sehingga kita bisa bersyukur karena ternyata kita masih mempunyai pekerjaan. Dan pada hari senin kita mesti berkumpul kembali dengan rekan-rekan sekerja yang tentunya penuh keunikkan dan menuntut banyak kesabaran, sehingga kita bersyukur bahwa kita masih diberi kesehatan sehingga bisa melihat semua tingkah mereka. Maka sesungguhnya dari sisi manakah kita selama ini berasumsi bahwa hari senin itu menyebalkan ?